Pages - Menu

Thursday, May 30, 2013

Kutipan Notasi Mimpi


Sejak beberapa hari yang lalu, hatiku senada dengan lengkungan mendung di awan. Entah kenapa begitu juga dengan hari ini. Berbagai nada berkecamuk di dalam hati dan pikiranku, dan masih saja aku berkata, "Aku belum berkata apa-apa..." hanya itu saja yang ku dengar dari iramanya. Andai saja notasi itu berbaris rapi dan mengukir seuntai irama, mungkin lirik inilah yang akan aku tulis:

"そんな言葉苦手たんだ、最初か らお まえのこともいいえだってさあ。私未だ何も言えないからだ、何でそんな態度するのか?やっぱり、何も言えないっていいかも知れない、好きにしなさい。こう がいいかな、、何も解決ないよかったら私はもういい。だってこんなものは直ぐに消えてしまうからな。何時も何時もただ逃げるだけで、ちゃんと向かえできな いんだ。私これからどうなるんだろう?"

"Aku benci kata-kata itu, sejak awal aku merasa 'enggak' tentang dirimu (baca: gak suka). Karena aku belum berkata apa-apa, kenapa kau bersikap seperti itu? Ternyata memang benar, mungkin tak berkata apapun itu lebih baik, lakukan apa yang kau suka. Mungkin ini lebih baik, tak bisa menyelesaikan apapun itu tak masalah bagiku. Lagipula hal seperti ini juga sebentar lagi akan terhapus. Selalu dan selalu aku hanya berlari dari kenyataan, tak bisa benar-benar menghadapinya. Setelah ini apa yang akan terjadi padaku?"

"Aku belum berkata apa-apa..." Apakah dengan mengatakan semuanya dirimu akan mengerti diriku? Apakah dengan mengatakan semuanya akan menyelesaikan masalah? "Aku belum berkata apa-apa..." Tanpa disadari kata-kata itu yang membuatku memegang erat buliran benang dari atas keranjang hatiku. "Dan aku tak akan mengatakan apa-apa pada orang sepertimu..."




Aku ingin ada di tempatmu berdiri saat ini
Bersama musim yang belum pernah ku lukis sebelumnya
Menepis semua rasa yang begitu asing untuk ku raba
Menutup kenangan yang telah hilang dalam mimpi nyata

Salju itu mampu membuatku tersenyum dalam hujan badai
Putih dan suci untuk ku dekati di tengah kekacauan ini
Aku ingin menggapainya bersama dengan senyummu itu

Aneh… Hanya kata itu yang bisa ku baca dari waktumu
Aku ingin selalu merasakan lantunan musim dunia
Mendekap beningnya embun dengan sentuhan jemarimu
Menatap jauh masa yang terlukis di angkasa

Aku tahu… Segala sesuatu terkunci di ambang batas manusia
Apa aku bisa menghancurkan untaian rantai itu?

Menemukanmu dalam cahaya itu…
Akan membuatku mengerti apa arti dari semua waktu
Yang telah ku tulis percuma tanpa makna yang pasti
Selalu dalam senyum dan musim itu…


Rekatan kata yang membumbung dan berdenting dalam alunan melodi mimpi....
 

No comments:

Post a Comment